JAKARTA| PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hingga akhir Triwulan III 2024, BRI mencatatkan portofolio pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp 764,8 triliun. Angka ini mencakup 61,9% dari total kredit yang disalurkan dan investasi obligasi yang dikelola oleh BRI, menandai langkah nyata perusahaan dalam mendukung ekonomi hijau.
Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, menegaskan bahwa capaian ini mencerminkan keseriusan BRI sebagai lembaga keuangan dalam mendukung transformasi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan ramah lingkungan. “Kami percaya pertumbuhan ekonomi berkelanjutan adalah kunci masa depan yang lebih baik. BRI berkomitmen untuk mendorong transformasi hijau dan mendukung pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya pada Kamis (14/11).
Pembiayaan berkelanjutan yang disalurkan BRI mencakup berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, pengelolaan limbah, serta pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berorientasi ramah lingkungan. Hal ini selaras dengan strategi pemerintah dalam mempercepat transisi ekonomi menuju pembangunan rendah karbon. BRI juga berperan aktif mendukung program-program strategis yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Selain fokus pada pembiayaan, BRI berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat tentang pentingnya ekonomi berkelanjutan. Ahmad Solichin menyebut bahwa edukasi ini penting untuk membangun kesadaran kolektif akan peran sektor keuangan dalam menciptakan dampak positif terhadap lingkungan dan sosial. “Kami ingin menjadi motor penggerak dalam perubahan yang signifikan bagi masa depan Indonesia,” tambahnya.
Dengan capaian ini, BRI menunjukkan posisinya sebagai pelopor dalam pembiayaan berkelanjutan di Indonesia. Langkah strategis ini tidak hanya memperkuat peran BRI sebagai bank rakyat, tetapi juga sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan inklusif.
Dalam menyalurkan kredit berkelanjutan, BRI tetap berfokus pada penyaluran kredit kepada Kredit KKUB (Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan) sebesar total Rp 764,8 triliun, yang terdiri dari penyaluran kredit ke sektor sosial sebesar Rp 677,1 triliun, kemudian disusul kredit KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) sebesar Rp 83,3 triliun dan pembiayaan sustainability bond sebesar Rp 4,39 triliun.
BRI Fokuskan Kredit untuk Sektor Hijau, Komitmen pada Standar Keberlanjutan
BRI terus memperkuat kontribusinya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dengan menyalurkan kredit ke sektor usaha berwawasan lingkungan (KUBL). Hingga Triwulan III 2024, kredit ini didominasi oleh sektor pengelolaan sumber daya alam hayati senilai Rp 55,58 triliun, transportasi hijau sebesar Rp 10,97 triliun, produk ramah lingkungan Rp 7,97 triliun, dan energi terbarukan sebesar Rp 6,18 triliun.
“Sebagai institusi keuangan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, BRI memastikan seluruh portofolio investasi dan pinjaman yang disalurkan sesuai standar ESG (Environmental, Social, Governance). Salah satunya melalui identifikasi kredit untuk sektor hijau yang mengacu pada kategori KUBL,” ujar Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto.
Penyaluran kredit ini selaras dengan regulasi OJK, seperti POJK No. 51/2017 tentang Keuangan Berkelanjutan, POJK No. 60/2017 tentang Green Bond, dan POJK No. 18. BRI juga menggunakan Loan Portfolio Guidelines (LPG) yang mencakup persyaratan kredit berbasis ESG, termasuk daftar periksa (checklist) untuk memastikan kepatuhan debitur terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Selain itu, aspek ESG telah diintegrasikan dalam prosedur *Know Your Customer* (KYC). Pendekatan ini memastikan calon debitur bebas dari masalah lingkungan, sosial, atau hukum yang dapat menimbulkan risiko. “Kami menerapkan analisis risiko ESG yang komprehensif untuk memitigasi dampak negatif pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” tambah Ahmad Solichin.
Dengan strategi ini, BRI menunjukkan komitmen sebagai pelopor keuangan berkelanjutan di Indonesia. Penyaluran kredit berbasis KUBL tak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi hijau, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam mencapai target keberlanjutan jangka panjang.