Lokomotif CC2019206 Kembali Menghadirkan Livery Lawas untuk Kenangan Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Utara

Lokomotif CC2019206 Kembali Menghadirkan Livery Lawas untuk Kenangan Sejarah Perkeretaapian di Sumatera Utara

MEDAN | Komunitas Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) kembali berkolaborasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatra Utara untuk menghadirkan pengalaman bersejarah bagi pengguna jasa kereta api di wilayah Sumatera Utara. Mereka meluncurkan lokomotif CC2019206 yang kini dihiasi dengan vintage livery, menambah pesona sejarah perkeretaapian Indonesia. Livery lawas ini, yang pernah digunakan pada tahun 1997 hingga 2002, kini hadir kembali untuk menyapa masyarakat.

Lokomotif CC2019206, yang sebelumnya dikenal dengan nama CC20196, merupakan salah satu lokomotif bersejarah yang dimiliki oleh Depo Lokomotif Medan. Dibuat oleh pabrik General Electric di Erie, Pennsylvania, Amerika Serikat, lokomotif ini memiliki nomor serial pabrik 46884 dan selesai diproduksi pada Oktober 1991. Lokomotif ini pertama kali beroperasi di Indonesia pada tahun 1992, sebelum akhirnya menjalani masa tugas di Pulau Jawa sebagai bagian dari Depo Lokomotif Bandung.

Dengan dimensi 14.134 x 2.642 x 3.636 milimeter dan kekuatan tenaga 1.950 tenaga kuda, lokomotif CC2019206 menjadi salah satu armada andalan dalam layanan kereta api. Lokomotif ini awalnya bertugas di Pulau Jawa dan dikenal dengan kinerjanya yang mumpuni. Kini, setelah mendapatkan pengecatan dengan vintage livery, lokomotif ini siap melayani penumpang di Sumatera Utara, memberikan pengalaman nostalgia bagi para pecinta kereta api.

Pengecatan vintage livery dilakukan di Balai Yasa Pulubrayan yang terletak di Jalan Bengkel, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Balai Yasa Pulubrayan ini merupakan balai yasa utama di wilayah Divre I Sumatra Utara dan memiliki sejarah panjang sebagai pusat pemeliharaan lokomotif. Sebelumnya, balai ini dikenal dengan nama Centrale Werkplaats van Deli Spoorweg Maatschappij, yang menunjukkan pentingnya lokasi ini dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Pengecatan livery vintage pada lokomotif CC2019206 ini dilakukan bersamaan dengan pekerjaan perawatan akhir lokomotif selama bulan November 2024. Livery yang diterapkan merupakan desain yang pernah digunakan oleh lokomotif ini pada masa tugasnya di Depo Lokomotif Bandung. Livery putih dengan tiga garis biru pada ruang mesin tersebut dikenal dengan julukan “Albino,” yang sempat digunakan sekitar tahun 1997 hingga 2002. Livery ini awalnya diperkenalkan sebagai livery uji coba dengan tujuan menggantikan livery merah-biru yang umum digunakan pada lokomotif CC201.

Keunikan livery “Albino” ini terletak pada penggunaan tiga garis biru pada ruang mesin, yang sebelumnya ditempatkan di bagian samping kabin masinis pada desain awal. Walaupun desain ini sempat menarik perhatian, livery tersebut akhirnya digantikan dengan garis biru pada ruang mesin. Desain ini tidak hanya menjadi bagian dari sejarah visual, tetapi juga memiliki cerita menarik di balik penerapannya.

Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti, mengungkapkan bahwa penerapan vintage livery pada lokomotif CC2019206 merupakan upaya untuk melestarikan jejak sejarah perkeretaapian di Indonesia. “Livery ‘albino’ ini sangat langka karena hanya digunakan oleh lokomotif CC2019206 sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia di era kontemporer,” ujar Ricki. Dengan langkah ini, IRPS berharap dapat memberikan penghargaan terhadap warisan budaya dan sejarah perkeretaapian di tanah air.

Lokomotif CC2019206 menjadi lokomotif vintage livery ketiga yang beroperasi di wilayah Divre I Sumatra Utara. Sebelumnya, pada April 2022, dua lokomotif lainnya, BB3027001 dan BB3027006, sudah terlebih dahulu menggunakan vintage livery untuk layanan jarak pendek. Secara nasional, lokomotif CC2019206 ini adalah yang ke-15 yang menggunakan livery vintage, yang sudah diterapkan di beberapa wilayah lain, termasuk Sumatra Barat, Sumatra bagian selatan, dan Pulau Jawa.

Dalam keterangan lebih lanjut, VP Divre I Sumatra Utara, Mohammad Arie Fathurrochman, menyatakan harapannya agar dengan hadirnya lokomotif CC2019206 berbalut vintage livery, masyarakat dapat merasakan sentuhan sejarah perkeretaapian Indonesia. “Kami berharap lokomotif ini dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, khususnya di wilayah Sumatra Utara, serta memberikan dampak positif bagi pengguna jasa kereta api yang semakin menghargai pentingnya pelestarian sejarah,” tambah Arie.

Kolaborasi antara IRPS dan PT Kereta Api Indonesia ini tidak hanya memberikan nuansa baru dalam perjalanan kereta api, tetapi juga menegaskan komitmen untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan sejarah transportasi Indonesia. Dengan hadirnya lokomotif vintage livery ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran sejarah dalam perkembangan dunia perkeretaapian, dan semakin mencintai moda transportasi yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.